46_dsc7484eSemarang,undip.ac.id- Universitas Diponegoro melantik dua guru besar Sabtu (21/9) di Gd Prof.Soedarto Undip Tembalang. Guru Besar tersebut adalah Prof.Dr.Rahayu,SH,M.Hum sebagai guru besar pada Fakultas Hukum dan Prof. Dr. dr. Winarto, DMM, Sp.MK, Sp.M(K) sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran.Prof.Dr.Rahayu,SH,M.Hum dalam pengukuhan guru besarnya menyampaikan pidatonya  dengan judul “Hukum Hak Asasi Manusia di Era Global : Tantangan Implementasinya di Indonesia”.Dalam paparannya Prof.Rahayu  mengatakan bahwa globalisasi yang menempatkan isu HAM sebagai isu sentral dalam hubungan internasional, berpengaruh sangat kuat terhadap Indonesia. Keterpengaruhan ini tidak hanya ditunjukkan dengan semakin banyaknya komitmen Indonesia terhadap berbagai kesepakatan/perjanjian internasional tentang HAM, namun juga terlihat dari berbagai kebijakan di bidang HAM.“Secara politis, sebagai bagian dari masyarakat internasional, Indonesia juga memiliki kepentingan untuk menegaskan komitmennya terhadap kesepakatan–kesepakatan internasional tersebut dengan meratifikasi berbagai instrumen hukum internasional tentang HAM menjadi bagian dari hukum nasionalnya”ujarnya“Namun demikian, keikutsertaan Indonesia dalam berbagai instrumen hukum internasional tentang HAM ini tidak berarti bahwa Indonesia terbawa arus globalisasi dengan secara langsung meresepsi semua hukum internasional yang ada.Dengan kedaulatan yang dimilikinya Indonesia tetap harus memilih dan menentukan norma – norma asing (regional atau internasional) mana yang dapat diterima dan mana yang tidak dapat diterima sebagai bagian hukum nasionalnya” kata Ibu tiga anak ini

Sementara itu Prof. Dr. dr. Winarto, DMM, Sp.MK, Sp.M(K) dalam pidato pengukuhan guru besarnya menyampaikan pidatonya dengan judul Peran Mikrobiologi Klinik pada tatalaksana penyakit infeksi mata

Prof. Winarto menjelaskan bahwa peran dokter spesialis mikrobiologi klinik pada ulkus kornea sangat penting, karena keberhasilan pengobatan tergantung dari kerjasama yang baik antara dokter spesialis mata dengan dokter spesialis mikrobiologi klinik. Walaupun demikian, pengobatan ulkus kornea memerlukan waktu lama sehingga diperlukan kesabaran dan ketaatan pasien.

“Kebutaan kornea merupakan kebutaan yang dapat dicegah, yaitu dengan pengobatan adekwat seawal mungkin, kekeruhan kornea dapat ditanggulangi dengan cangkok kornea, sayangnya donor kornea di Indonesia masih terlalu sedikit sehingga perlu pemasyarakatan pentingnya manfaat donor mata”ujar pria kelahiran Salatiga ini

Rektor Undip Prof.Sudharto P Hadi mengatakan menyampaikan selamat kepada dua guru besar beserta keluarganya.

“Pesan saya tetaplah mengajar di S1, karena disanalah akar anda.  Sebagai Gubes sdr menjadi panutan dalam pelaksanaan Tri Dharma PT.   Para mahasiswa S1 memerlukan sentuhan basis keilmuan sdr. Yang kedua, terus berkarya. Tugas kita bukan hanya menstranfer ilmu tetapi juga mengembangkan gagasan, konsep dan teori melalui penelitian. Melaksanakan penelitian, membimbing mahasiswa dan mempublikasikan pada jurnal ilmiah menjadi tugas yang melekat dengan gelar yang baru dianugerahkan kepada sdr berdua.  Sebagaimana diatur dalam BKD (Beban Kerja Dosen) tugas Gubes adalah menulis buku yang menjadi rujukan, publikasi karya ilmiah dan menyumbangkan pemikiran.  Jika kita mengacu pada ketentuan ini, tidak ada lagi istilah GBHN (Guru Besar Hanya Nama), karena seorang Guru Besar harus berkarya dan memiliki otoritas ilmiah” Ujarnya

(HUMAS UNDIP/RK-IP)